Minggu, 22 Mei 2016

"Stairway To Heaven" (Led Zeppelin)

Kapasitas lagu ini dalam kancah musik internasional tak perlu dipertanyakan lagi. Setelah 46 tahun, sejak rilis Desember 1971, "Stairway to Heaven" masih tetap solid, masih menjadi pilihan utama untuk diputar setiap stasiun radio di seluruh dunia. 

Pada perayaan ulang tahun ke-20 "Stairway to Heaven" tahun 1991, sumber radio AS mengumumkan bahwa lagu tersebut telah mengudara sampai sekitar 2.874.000 kali di seluruh stasiun radio seluruh dunia. Dan pada tahun 2.000, tercatat telah diputar di radio hingga tiga juta kali.

Apa yang membuat lagu ini begitu istimewa bagi ratusan juta orang di seluruh dunia? Apa yang membuat "Stairway to Heaven" terus bertengger dalam daftar lagu rock terbaik di setiap stasiun radio?

Jimmy Page, gitaris yang juga pemimpin Led Zeppelin, mengatakan dalam sebuah wawancara, "Hal yang indah tentang "Stairway to Heaven" adalah fakta bahwa hampir setiap orang punya interpretasi mereka sendiri untuk lagu itu. Betapa besar arti lagu itu bagi mereka pada suatu masa dalam kehidupan mereka. Itulah yang hebat dari lagu ini."

"Selama ini, banyak orang datang kepadaku dengan segala macam cerita tentang apa arti lagu itu bagi mereka pada titik-titik tertentu dalam kehidupan mereka. Tentang bagaimana lagu itu menemani mereka melalui beberapa keadaan yang benar-benar tragis...Karena itu adalah sebuah lagu yang sangat positif. Itu adalah energi positif...dan Anda tahu, semua orang harus 'menikah' dengan lagu itu."


led zeppelin membawakan lagu stairway to heaven

Sang gitaris, James Patrick "Jimmy" Page, menceritakan tentang bagaimana proses pembuatan lagu "Stairway to Heaven" dalam sebuah video yang disiarkan oleh BBC New.







 Berikut cuplikannya:

Awalnya aku ingin menciptakan suatu aransemen yang dimulai dengan lantunan akustik gitar yang terdengar 'rapuh'. Kemudian perlahan memasuki verse yang bernuansa zaman medieval (renaissance).

Adalah ide Jonesy (John Paul Jones, bassis Led Zeppelin) untuk menggunakan recorder (fipple flute/ alat musik tiup) di bagian awal lagu. Aku justru ingin menggunakan electric piano pada awalnya.

Gagasan yang muncul saat pembuatan "Stairway to Heaven" adalah, menciptakan sebuah musik atau komposisi yang menggunakan banyak layer (lapisan overdub) sehingga akan menciptakan lebih banyak mood. Yang semakin meningkat intensitasnya (temponya) sepanjang perjalanan lagu tersebut.

Robert Plant (vokalis Led Zeppelin) sangat berperan besar dengan memberikan input lirik yang luar biasa. Awalnya, lagu ini hanya berupa instrumental yang indah. Jadi kukira akan sulit untuk mengisi vokalnya. Karena ada banyak transisi (perubahan) musik didalamnya.

Aku ingat, saat itu Robert hanya duduk tenang bersandar di dinding. Aku tak akan pernah lupa image-nya (Robert) saat itu. Dia mendengarkan aransemen musik itu dari awal sampai akhir, termasuk intro gitar akustiknya.

Setelah selesai, Robert langsung berdiri menyanyikan bait-bait liriknya. Aku kira saat itu 90 persen liriknya telah ia selesaikan.

Yang kutahu dari John Bonham, permainan drumnya menjadi sangat efektif ketika ia mulai dari bagian tengah lagu ini.

Ketika (suara drum) Bonham masuk, semua suara dari instrumen yang lain mulai terbuka (semakin keras, semakin lepas) seiring perjalanan lagu.

Semua bagian dalam lagu ini telah direncanakan sebelumnya. Bukan sebuah spontanitas atau setiap personel begitu saja langsung memainkan bagiannya. Jadi semacam telah dirancang sedemikian rupa.

Yang kupelajari saat aku bekerja sebagai musisi studio adalah kau tak boleh bermain lebih cepat dari yang seharusnya. (Sebelum Yardbird dan Led Zeppelin, Page pernah bekerja sebagai musisi studio, mengisi suara gitar dalam rekaman musisi lain)

Untuk lagu (Stairway to Heaven) ini, aku ingin ada akselerasi dalam temponya. Tak hanya dalam musiknya saja, tapi juga dalam liriknya. Setiap bagian dalam lagu ini akan  sampai pada momentum puncaknya. Jadi bukan sesuatu yang monoton. Yang kumaksud adalah, lagu ini benar-benar akan semakin cepat (dibagian akhir).

Konsep dari solo gitarnya sendiri adalah, aku ingin memainkan sesuatu yang terdengar seperti sebuah keriuhan yang gegap gempita dalam sebuah perayaan. Jadi benar-benar sebuah transisi yang pasti (jelas). Solo gitarku akan terdengar seperti 'membakar', 'melesat' ke atas.

Ketika akan berakhir, solo gitarku akan meninggalkan 'jejak' bagi Robert untuk melanjutkan menyanyikan bagian akhir yang megah sampai perjalanan lagu itu berakhir.

Di bagian terakhir, kita tidak sedang adu cepat. Tetapi mood dalam bagian itu yang membuat kami begitu lepas (dalam memainkan instrumen). Lirik Robert-lah yang 'membakar' kami.

Benar-benar suatu masa yang penuh pencerahan (saat lagu itu dibuat). Kualitas lagu ini, benar-benar menunjukkan sinar yang tak pernah redup hingga saat ini. Kami semua memainkan musik (dalam lagu ini) dengan tulus dan jujur, yang kami mainkan dengan penuh keyakinan.

Saat itu (pembuatan album Led Zeppelin IV) benar-benar saat yang inspirasional bagi kami. Waktu itu kami tinggal di Headley Grange. Makan, tidur dan membuat musik. Hanya itulah yang kami kerjakan hari demi hari sampai album itu selesai.

Ketika proses rekaman telah selesai. 'Stairway to Heaven' bisa dikatakan sebuah 'produk' dari album itu. Tapi 'Stairway to Heaven' merupakan lagu paling substansial bagi Led Zeppelin.


Headley Grange di Hampshire, Inggris adalah tempat Led Zeppelin tinggal dan berlatih selama pembuatan album Led Zeppelin IV. Bangunan reot tiga lantai yang dibangun tahun 1795 ini dulunya adalah rumah penampungan untuk fakir miskin, anak yatim dan tempat pengungsi.

Led Zeppelin di Headley Grange

sumber : http://hiburan.metrotvnews.com



Tidak ada komentar:

Posting Komentar